
IBC, MERANTI – Seorang nakhoda kapal nelayan, warga asal Desa Tanjung Medang Kecamatan Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti, yang saat ini mengantongi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Tanjung Balai Karimun, tewas mengenaskan di tangan anak buah kapal (ABK)nya sendiri.
Kejadian tetjadi di perairan laut Marauke Papua, saat kapal sedang melakukan sandar namun kronologis kejadiannya sampai saat ini belum diketahui secara jelas.
Seperti yang dituturkan Sekretaris Desa (Sekdes) Tanjung Medang, kejadian itu benar adanya.
“Benar adanya kejadian tersebut, tetapi kami baru mendapat informasi kematiannya saja, tidak di sampaikan juga kepada kami punca kejadian tersebut. Apa lagi korban saat ini sudah pindah secara keadministrasiannya ke Karimun. Bahkan kabarnya jenazahnya juga akan di pulangkan ke Karimun”. jelas Yatno ketika dihubungi Indonesia Berita melalui telepon selularnya, Kamis (4/7/2019) pagi.
Hal senada juga diakui oleh, Ketua Lembaga Kerukunan Antar Nelayan Pesisir dan Ketua Koprasi Nelayan Pesisir Kababupaten Kepulauan meranti, Ajis yang kebetulan sedang berada di Merauke dan Papua dalam memantau perkembangan nelayan setempat.
“Benar adanya kejadian tersebut, yaitu perkelahian sesama didalam satu kapal. Dan dengan peristiwa ini kita minta Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya Kepulauan Meranti, melalui Dinas Perikanan, agar lebih di optimalkan tentang asuransi, supaya mudah dalam pengurusan”. kata Ajis.
Ajis menerangkan dengan adanya kejadian semacam ini kepada seluruh nelayan untuk saling berhati-hati. Selain itu kepada seluruh nelayan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti harus mempunyai identitas diri yang jelas, seperti kartu nelayan atau program KKP perikanan pusat yaitu Kusuka dan asuransi diri.
“Hal itu sangat berguna dan penting bagi para nelayan apabila ada kecelakaan diri di laut atau sedang bekerja. Dan saya siap membantu sebagai mediator ke Pemerintah setempat. Dan banyak saya temukan di lapangan para nelayan kita tidak mengantongi kartu nelayan dan asuransi.” terangnya lagi.
Terakhir dirinya berharap agar Pemerintah Kabupaten punya data base yang valid tentang nelayan kita dan harus menggunakan sistem jemput bola.
“Jika perlu ke masyarakat tentang pentingnya identitas diri para nelayan tersebut.” tutup Ajis.
Masih kata Ajis bahwa pelaku pembacokan tersebut saat ini masih dalam pencarian pihak berwajib setempat.
“Pelaku sempat melarikan diri setelah melakukan pembacokan, karena kejadian disaat kapal sedang berada tidak jauh dari daratan.” katanya.
Penulis : Noeradi
Editor : YES
from Indonesia Berita https://ift.tt/2Xs8HK8
via gqrds

Tidak ada komentar:
Posting Komentar